Internalisasi Kearifan Lokal, Upaya Tangkal Corona



Kearifan lokal bisa menjadi salah satu benteng melawan Virus Corona. Nilai-nilai tersebut dapat diinternalisasikan sebagai pengingat bagi kita semua agar selalu mawas diri. Sebuah nilai kearifan tentang eling lan waspodo salah satunya, telah menjadi khazanah kekayaan budaya yang patut dipelihara dan dijadikan pegangan bagi seluruh warga Indonesia dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19.

Mengahadapi pandemik Covid-19 harus dilakukan dengan berbagai upaya. Langkah antisipasi sudah dilakukan mulai dari tindakan persuasif maupun praksis. Pemerintah sendiri telah menetapkan berbagai himbauan dan kebijakan dalam upaya menekan penyebaran Covid-19 yang setiap harinya selalu mengalami peningkatan kasus yang sangat siginifikan, bahkan jumlah orang yang terinfeksi sampai saat ini sudah menyentuh angka ribuan.

Physical distancing merupakan salah satu himbauan yang sudah dilakukan oleh pemerintah sejak awal. Namun masih banyak dari kita yang minim kesadaran untuk melaksanakannya. Di berbagai daerah misalnya, pihak keamaan harus turun tangan memberikan peringatan bahkan membubarkan warga yang berkerumun di tempat-tempat umum tanpa adanya tujuan yang jelas.

Oleh karena itu saat ini physical distancing tidak cukup hanya sekedar himbaun semata, namun sudah menjadi kebijakan sebuah aturan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Aturan ini sudah mulai diberlakukan di berbagai daerah terutama yang sudah masuk zona merah. Namun sejauh mana efektivitas dari penerapan kebijakan ini guna menekan laju penyebaran Covid 19 di Indonesia?

Tentu dibutuhkan kerjasama dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat sendiri untuk saling menaati. Pemerintah harus memastikan terpenuhinya kebutuhan masyarakat pada saat melakukan kebijakan PSBB. Sementara masyarakat juga harus menaati setiap protokol yang sudah diberikan oleh pemerintah. PSBB hanyalah salah satu sarana dan ikhtiar dalam menekan penyebaran corona, kunci utamanya ada pada setiap individu, sehingga baik pemerintah dan masyarakat harus saling mengingatkan dan tetap meningkatkan kewaspadaan melalui pendekatan secara budaya.

Kearifan lokal tentang pitutur eling lan waspodo sebenarnya sudah akrab di telinga masyarakat. Kata eling dapat dimaknai sebagai usaha agar kita selalu ingat tentang diri dan apa yang ada di luar kita. Sementarra kata waspodo bertujuan untuk selalu mawas diri atas apa yang terjadi pada kita, orang lain maupun lingkungan sekitar. Sehingga implementasi nilai-nilai tersebut perlu terinteraliksasikan secara baik kepada setiap individu baik yang ada di pemerintahan maupun warga masyarakat sendiri.

Secara normatif dilihat dalam kaca mata agama, kata eling mengambarkan hubungan seorang hamba dengan sang penciptanya. Seorang hamba senantiasa ingat akan jati dirinya yang sebenaranya. Sementara jika dalam hubungan bernegara atau bermasyarakat, kata eling atau ingat melekat akan taggung jawab dan tugasnya masing-masing. Disamping kita selalu ingat, waspodo atau mawas diri harus selalu ditingkatkan agar tidak menjadi orang yang celaka.

Dengan selalu memupuk nilai-nilai kearafian lokal tersebut untuk diimplementasikan dalam kehidupan keseharian, semoga dapat memberikan dampak baik bagi diri kita maupun orang lain. Apalagi dalam menghadapi pandemik Covid-19 yang saat ini telah menimbulkan ketakutan dan keresahan bagi seluruh dunia, maka sudah semestinya nilai-nilai kearifan lokal tentang eling lan waspodo mampu terinternalisasikan dalam setiap individu sebagi upaya melawan corona bersama. 

Nor Kholis,
Pusat Studi Lingkungan Hidup (PULiH)

Gambar: https://www.cikimm.com/2019/06/lukisan-orang-tua-jawa.html

#Covid-19 #Kearifanlokal 

0 komentar:

Posting Komentar